BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Galenika mungkin sebutan ini tidak asing lagi
di dunia kefarmasian,namunmungkin saja banyak kalangan masyarakat luas yang
tidak tau apa itugalenika,apa manfaat galenika, dan masih banyak lagi
pertanyaan seputar galenika itu sendiri.
Istilah
galenika berawal dari nama seorang tabib yunani yaitu Claudius Galenos (Galen)
yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan
sehinggamunculah ilmu obat-obatan yang dinamakan galenika.
Secara umum pembuatan sediaan galenik adalah Mengolah
bagian tumbuhan yang mengandung obat menjadi simplisia atau bahan obat
lainya. Latar belakang kami dalam membuat karya ini adalah agar masyarakat dan
mahasiwa mengetahui secara pasti bagaimana cara pengolahan obat dalam galenika
yang baik dan sesuai dengan ketentuan yang ada.
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN
1.
Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai.
2.
Agar mahasiswa dan masyarakat luas mengetahui apa itu galenika dan apa
manfaatnya.
3.
Untuk manambah wawasan
mahasiswa serta sebagai sarana pembelajaran yang menunjang kegiatan mahasiswa.
4.
Memisahkan zat-zat esensial yang terkandung dalam simplisia dari zat-zat
lain yang di anggap kurang bermanfaat.
BAB II
ISI
2.1 SEJARAH PENEMU GALENIKA
§ Galenus (Latin: Claudius Galenus dari Pergamum (129-200),
lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Galen), adalah seorang dokter (atau tabib) dari Yunani kuno. Ia memiliki pengaruh besar dalam kedokteran Eropa.
§ Galen dilahirkan di Pergamum (Turki), putra dari Nicon, seorang arsitek kaya. Ia memiliki ketertarikan pada
bidang pertanian, arsitektur, astronomi, astrologi, filsafat, hingga akhirnya ia memilih untuk berkonsentrasi pada kedokteran.
§ Pada usia 20 tahun ia telah menjadi seorang tabib pada
kuil Asclepius selama 4 tahun. Setelah kematian ayahnya pada 148 atau 149, ia
merantau untuk belajar di Smyrna, Korintus, dan Alexandria selama 12 tahun. Ketika ia kembali ke Pergamum pada 157, ia bekerja sebagai seorang dokter di sekolah gladiator sleama 3 sampai 4 tahun. Selama masa itu, ia banyak
belajar mengenai perawatan dan penyembuhan trauma dan luka. Kemudian ia mengistilahkan luka sebagai "jendela
untuk masuk ke tubuh".
§ Galen melakukan operasi yang berbahaya yang tidak pernah
dilakukan lagi hampir selama 2 milenium terakhir termasuk pembedahan otak dan mata. Untuk mengoperasi katarak, ia menyelipkan sebuah alat seperti benang ke mata hingga
di belakang lensa mata. Ia kemudian menariknya untuk mengangkat katarak.
Kesalahan sedikit dapat menyebabkan buta permanen. Selain itu ia juga meletakkan dasar standar
untuk kedokteran modern.
§ Pada 162, ia
pindah ke Roma di mana ia banyak menyebarkan ilmu anatomi. Reputasinya kian naik dan dikenal sebagai ahli
kedokteran yang berpengalaman dan memiliki klien yang tersebar luas. Salah
satunya adalah konsul Flavius Boethius yang akhirnya memperkenalkan ia menjadi tabib kerajaan.
Ia turut merawat Lucius Verus, Commodus dan Spetimius Severus. Ia sempat kembali ke tanah airnya, Pergamum selama 166 hingga 169.
§ Galen menghabiskan sisa hidupnya di kerajaan. Sesuai
tradisi, tahun meninggalnya ditetapkan sekitar tahun 200
sesuai dengan dokumen Suda Lexicon dari abad ke-10. Namun ada pendapat lain yang mengatakan
bahwa ia meninggal pada 216,
disebabkan perkiraan karya tulis terakhirnya dituliskan pada akhir 207.
2.2
PENGERTIAN GALENIKA
Sediaan
galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di
ambil sarinya.
Zat-zat
yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian
tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering.Cairan penyari masuk kedalam
zat-zat berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan di ambil
sarinya,kemudian, zat berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan cairan
penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari
bagian simplisia lain yang kurang bermanfaat.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik diantaranya sebagai berikut:
1.
Drajat
kehalusan
Derazat
kehalusan ini harus di sesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang
terkandung tersebut untuk disari.semakin halus simplisianya itu akan
mempermudah proses penyarian, ataupun sebaliknya semakin sukar disari maka
simplisia harus di buat semakin halus.
2.
Temperatur
suhu dan lamanya waktu
Suhu harus di
sesuaikan dengan sifat dari obat, apakah bmudah menguap atau tidak, mudah
tersari atau tidak
3.
Bahan
penyari dan cara menyari
Setiap
simplisia atau bahan obat mempunyai cara dan bahan penyari yang berbeda-beda,
Oleh karena itu cara ini harus di sesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan
daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.
4.
Konsentrasi/kepekatan
Pada umumnya
untuk menentukan penggunaan cairan penyari mengacu/memperhatikan beberapa
factor antara lain:
1.
Mempunyai
kelarutan zat dalam menstrum
2.
Tidak
menyebabkan simplisia menjasi rusak atau hilang zat berkhasiatnya
3.
Harga
yang ekonomis
4.
Jenis
sediaan yang akan di buat
Cairan –cairan
penyari tersebut yang sering di gunakan adalah:
1.
Air
2.
Etanol
3.
Glyserinum
4.
Eter
5.
Solven hexane
6.
Aseton dan
7.
Chloroform
Sediaan galenik
dapat digolongkan berdasarkan cara pembuatanya sebagai berikut:
1.
Aqua aromatica
2.
Extracta
3.
Sirupi dan
4.
Spiritus aromatici
Sediaan
galenika yang menggunakan metoda khusus adalah seperti Infusum Hyoscyami
Oleosum
Solutio
Carbonis detergens atau Liquor Carbonatis detergens (Licadet).
AQUA
AROMATIC (AIR AROMATIK)
Menurut
Farmakope Edisi II Aqua Aromatic adalah larutan jenuh Minyak atsiri dalam air.
Diantara air aromatic ada yang memiliki daya terapi yang lemah,terlebih
digunakan untuk memberi aroma pada obat-obatan atau sebagai pengawet. Air ini
tidak boleh berwarna dan berlendir, tapi harus mempunyai baud dan rasa
yang menyerupai bahan asal.
Pembuatan air
aromatic dilakukan dengan melarutkan sejumlah Minyak atsiri dalam air sesuai
yang tertera dalam 60 ml Etanol (95%), kemudian ditambah air sedikit-demi
sedikit sambil di kocok kuat hingga 100 ml. ditambah 500 gr Talcum sambil diosok
sekali-kali dibiarkan selama beberapa jam dan di saring. Dan satu bagian volume
filtrate di encerkan dengan 39 bagian volume air.
Air aromatic
merupakan cairan jernih atau agak keruh mempunyai baud an rasa yang tidak
menyimpang dari baud an rasa Minyak atsiri asal.Air aromatic disimpan dalam
wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya dan di tempat yang sejuk.
Jumlah bagian
minyak atsiri yang digunakan untuk olleum foeniculi adalah 4 bagian gr Olleum
foeniculi sedangkan untuk Aqua Menthae Piperithae adalah 2 Olleum Menthae
Piperithae.
Untuk pembuatan
aqua rosae dilakukan sebagai berikut:
Melarutkan 1 gr
olleum rosae dalam 20 ml etanol. Pada filtrate ditambahkan air secukupnya
hingga 5000 ml dandisaring.
Bila air
aromatic dalam penyimpanan terjadi kekeruhan maka sebelum digunakan harus di
kocok kuat-kuat
Aqua
Laucolerasi Artificialis menurut Farmakope Belanda di buat dengan melarutkan
Benjaldehidum di campur dengan Solutio Acidy Hidrocyanidi 2% dan air.
EXTRACTA
(EKSTRAK)
Extrak
adalah sediaan yang dapat berupa kering,kental dan cair, dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai yaitu maserasi,
perkolasi, atau penyeduhan dengan air mendidih.Sebagi cairan penyari digunakan
air,eter,atau campuran etaniol dan air.penyarian dilakukan di luar pengaruh
cahaya matahari langsung.penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan
dengan cara maserasi atau perkolasi.penyarian dengan eter dilakukan dengan cara
perkolasi.penyarian dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi,atau
disiram dengan air mendidih.
Pembuatan
sediaan extrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat di dalam simplisia
terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi dan hal ini memudahkan
zat berkhasiat dapat di atur dosisnya.Dlam sediaan extrak dapat di
standardisasikan kadar zat berkhasiat sedangkan kadar zat berkhasiat
dalam simplisia sukar di dapat yang sama.
Beda
penyarian pada extrak dengan tingtur ialah pada extrak di sari sampai zat
berkhasiat dalam simplisia habis sedangkan pada tingtur hanya sesbagianzat
berkhasiat tersari.
Contoh-contoh
extrak:
1.
Extrak
Belladonnae
2.
Extrak
Hyoscyami
3.
Extrak
Timi
4.
Extrak
Strici
5.
Extrak
Pule pandak
6.
Extrak
Kelembak
7.
Extrak
Straoinium
8.
Extrak
Frangulae
9.
Extrak
Jadam
10.
Extrak
Kecambah
11.
Extrak
Hati
12.
Extrak
Kina
13.
Extrak
Kola
14.
EXtrak
Opium dll.
SIRUPI
(SYRUP)
Sirup addalah sediaan cair berupa
laruan yang mengadung sakrosa.Kadar sakrosa adalah tidak kurang dari
66,9%kecuali dinyatakan lain.
Sirup dibuat dengan cara sebagai berikut : cairan untuk sirup
dianaskan dan di tambah gula,jika perlu di didihkan hingga larut.Ditambah air
mendidih secukupnya hingga di peroleh bobot yang di kehendaki,bila
terjadi busa,hilangkan busanya dan di serkai.Pembuatan sirop dari simplisia
yang mengandung glukosida antrakinon, di tambahkan natrium karbonat sejumlah
10% bobot simplisia.pada pembuatan sirop simplisia untuk persediaan di
tambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.sirop disimpan dalam wadah
tertutup rapar,dan di tempat yang sejuk.
Kadar gula pada sirop pada suhu kamar maksimum 66% sakrosa, bila
lebih tinggi akan terjadi pengkristalan,tetapi bila lebih rendah dari 62% sirop
akan membusuk. Berat jenis sirop ialah kira-kira 1,3. Pada penyimpanan dapat
terjadi inverse dari sakrosa (pecah menjadi Glukosa dan Fraktosa)dan bila
sirop yang bereaksi asam,inverse dapat terjadi lebih cepat.
Dalam larutan ber air mengandung 62% atau lebih sakrosa tidak
dapat di tumbuhi jamur,meskipun jamur tidak terbunuh.
Bila kadar sakrosa turun karena inverse maka jamur dapat tumbuh.
Bila dalam resep sirop di encerkan dengan air, dapat pula di tumbuhi jamur.
Untuk mencegah sirop tidak akan menjadi busuk di tambah Nipagin sebagai
pengawet.
Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka
sakrosa di larutkan dalam pemanasan lemak dan dalam botol yang tertutup, Hal
ini ddi lakukan daalam membuat Aurantii compositus sirupus, Balsami tolutani
sirupus, Colae compositus sirupus, Senegae sirupus, Thymi sirupus dan
Thymi compositus sirupus.Pada pembuatan Cinamomi sirupus sakrosa di larutkan
tanpa penggunaan air panas.
SPIRITUS AROMATICI
Spiritus aromatici dibuat dengan maserasi
sejumlah simplisia dengan campuran sejumlah etanol dan air selama 24 jam.
Masterat lalu di destilasi sampai di peroleh 1000 bagian.
Kadar etanol Spiritus aromatici adalah 65% v/v.
Spiritus aromatici harus jernih tidak boleh berwarna, cairan
berbau aroma dan berasa, yang mengandung hanya bagian yang mudah menguap tidak
mengandung tannin dan harsa.
Pengenceran Spiritus aromatici dengan air akan menjadi keruh,karena
minyak menguap yang di kandung kurang larut dalam air.
Dalam farmakope belanda terdapat sediaan:
1.
Spiritus aromaticus
Maserasi selama 24 jam Majoranae Herba,Cinamomi Cortex, Myristicae
Semen, Caryopyllum dan Coriandry Fructus, dengan campuran Etanoldan Air.Dari
cairan tersebut lalu si destilasihingga di peroleh 1000 bagian.
2.
Spiritus Cinamommi
Maserasi selama 24 jam, sebruk Cinamommi Cortex dengan campuran
Etanol dan Air. Dari cairan ini lalu di destilir hingga di peroleh 1000 bagian.
3.
Spiritus Citri
Maserasi selama 24 jam, Citi Fructus Cortex segar dengan etanol.
Lalu di destilasi dan akhirnya di destilasi dengan uap hingga di peroleh 1000
bagian.
4.
Spiritus Cochlearie
Maserasi selama 24 jam, Cochlearie Herba dan Armoraciae Radix
dengan campuran etanol dan air.lalu di destilir hingga di peroleh 1000 bagian.
5.
Spiritus Lavandulae
Larutkan 1 bagian Olleum Lavandulae dalam 150 bagian etanol 90%
v/v dan 49 bagian air.
2.3 METODE YANG SERING DI GUNAKAN
MASERASI
Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan merendam simplisia tersebut
dalam cairan penyari pada ssuhu biasanya 15-25° C. Maserasi uga merupakan
proses pendahuluan untuk pembuatan secara perkolasi.
Kecuali di nyatakan lain masersi dilakukan dengan cara sebagai
berikut: sepuluh bagian simplisia atau campuran simplisia denggan derazat halus
yang cocok di masukan ke dalam sebuah bejana,lalu di tuangi 75 bagian cairan
penyari, di tutup dan di biarkan selama lima hari terlindung cahaya dam sambil
sering di aduk.setelah lima hari cairan tersebut di serkai, dip eras,dicuci
ampasnya dengan cairan penyari secukupnya hingga di peroleh 100 bagian.Lalu
maserat dipindah ke dalam bejana yang tertutup dan di biarkan di tempat
sejuk,terlindung dari cahaya selama dua hari,Dengan demikian maserat sudah bisa
di saring.
Kemudianmaserat di suling atau di uapkanpada tekanan rendah dalam
suhu tidah lebih dari 50° C hingga konsistensi yang di kehendaki.
Maserat yang di buat di maserasi dengan air segera di panasi pada
suhu 90° C, Untuk mengendapkan putih telur, agar sediaan dapat tahan lama.
DIGERASI
Digerasi
adalah cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia dengan caairan
penyari pada suhu 35°-45° C. Cara ini sekarang sudah jarang dilakukan karena
disamping membutuhkan alat-alat tertentu juga pada suhu tertentu sering
kali beberapa simplisi a menjadi rusak. Dan hilang zat berkhasiat utamanya.
Disinilah banyak para ilmuan yang putus asa dalam percobaan mereka yang gagal
karena tidak memperhitungkan keuntungan dan kerugian dari pada metode digerasi
tersebut
PERKOLASI
Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai
alat yang di sebut percolator,yang simplisianya terendam dalam cairan
penyaridimana zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetesscara beraturan
keluar sampai memenuhu syarat-syarat yang di tetapkan dalam Farmakope.
Kecuali di nyatakan lain, perkolasi dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
Sepuluh bagian simplisia atauu campuran simplisia dengan derazat
halus yang cocok di basahi dengan 2,5bagian 5 bagian cairan penyari, dimasukan
ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam
Masa dipidahkan sedikit demi sedikit ke dalam percolator sambil
tiap kali di tekan dengan hati-hati di tuangi cairan penyari secukupnya sampai
cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat cairan
penyari,pekolator di tutup, dan di biarkan selama 2 jam.
Cairan di biarkan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, cairan
penyari di tambahkan berulang-ulang secukupnya sehingga selalu terdapat selapis
cairan penyari secukupnya di atas simplisia, hingga di peroleh 80 bagian
perkolat. Masa diperas, campurkan cairran perasan ke dalam perkolat, cairan
penyari di tambahkan secukupnya hingga di peroleh perkolat 100 bagian.Perkolat
di pindahkan ke dalam bejana, ditutup dan di biarkan selama dua hari di tempat
yang sejuk dan terlindung dari cahaya.
Tingtur harus jernih dan ditempatkan dalam botol tertutup
baik,diluar pengaruh cahaya dan di simpan di tempat yang sejuk. Secara
ekonomisbahan dasar yang di sari dapat dip eras sekuat mungkin dengan perasan
hidrolik.
Untuk bahan dasar yang mengandung harsa di gunakan cairan penyari
etanol 90% v/v, dan umumnya cairan penyari adaalah etanol 70% v/v.
Yang penting tingtur yang mengandung harsa dengan cairan penyari
etanol 90% v/v adalah Benzoes Tinctura, Myrrhae Tinctura.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Penemu
galenika adalah Claudius
Galenos (Galen) seorang dokter dari Yunani Kuno..
2. Galenika
adalah sediaan
yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di ambil sarinya.
3.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik diantaranya sebagai
berikut : Drajat kehalusan, Temperatur suhu dan lamanya waktu, Bahan penyari
dan cara menyari.
4.
Sediaan
galenik dapat digolongkan berdasarkan cara pembuatanya sebagai berikut:
a. Aqua aromatica
b. Extracta
c. Sirupi dan
d. Spiritus aromatici
5.
Metode
yang sering digunakan : maserasi, digerasi, perlokasi.
DAFTAR PUSTAKA
2.
http://wdaniati.blogspot.com
vv